TUTOR SEBAYA KADER JURNALISTIK AJARKAN TENTANG BAHAYA INSECURITY
Taman, Sidoarjo – Saat menapaki masa-masa beranjak dewasa, remaja seringkali mengalami tidak percaya diri atas perubahan fisik yang sedang dialaminya. Tidak percaya diri yang sering kali diabaikan, nyatanya mampu membuat seorang remaja menjadi insecure dan menganggap dirinya tidak memiliki potensi yang dapat diunggulkannya. Hal inilah yang harus dihindari, karena rasa insecure yang berlebihan dapat membuat seorang remaja rentan mengalami depresi.
Hal itulah yang mendorong kader jurnalis SMKMITA mengangkat materi ‘Insecurity’, untuk memeriahkan acara yang digelar oleh IPM SMKMITA yang bertajuk ‘Putra Putri SMK MITA & Fashion Iconic, Berbasis Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja’, siang tadi. Selasa, (28/9)
Pada workshop yang dihadiri 8 calon icon putra putri SMKMITA ini, tim jurnalistik mengirimkan dua personil terbaiknya untuk menjadi pembicara yang menerangkan bahaya insecurity, yakni Revika Ayuniar dan Gita Aprilia.
“Insecure adalah perasaan cemas, tidak mampu, dan kurang percaya diri yang membuat seseorang merasa tidak aman. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa insecure adalah keadaan seseorang saat mereka merasa kurang puas terhadap diri mereka sendiri,” ucap Revika saat mengawali worskhop.
Pastinya, setiap orang pernah mengalami insecure. Terlebih lagi, kaum perempuan yang seakan-akan dituntut untuk menjadi sempurna dalam berbagai aspek. Kaum perempuan juga seolah ditekan agar dapat mengikuti standar kecantikan masyarakat, yakni putih, tinggi, langsing, dan cantik. Padahal, setiap perempuan memiliki bentuk dan porsinya masing-masing yang tidak dapat disamaratakan.
Hal seperti inilah yang bisa membuat kaum perempuan sering merasakan ketidakpuasan terhadap diri mereka, hingga mereka nekat untuk melakukan segala hal agar mereka terlihat lebih cantik atau unggul dari orang lain, seperti menggunakan berbagai macam skincare yang dapat membahayakan kesehatan.
“Rasa insecure ini biasanya muncul dari pengaruh media sosial, teman, maupun keluarga. Tetapi, menurut saya media sosial adalah kontributor terbesar yang dapat memunculkan perasaan insecure. Pasalnya, setiap kita melihat postingan di media sosial, kita selalu mendapati banyak kelebihan dalam diri orang lain yang tidak bisa kita miliki,” jelas Revika.
Ternyata, perasaan insecure tidak selalu memberi dampak negatif pada diri kita. Perasaan insecure dapat membawa pengaruh positif bila kita menyikapinya dengan baik, salah satu pengaruh positifnya adalah si dia akan lebih memerhatikan tentang kondisi tubuhnya, contohnya dia yang awalnya malas olahraga jadi lebih giat berolahraga, hal itu dilakukannya untuk mengejar target kurusnya lantaran merasa insecure.
“Beralih ke pengaruh negatif ya, mereka akan mengalami krisis percaya diri yang bisa berimbas pada kesehatan mental. Karena semakin seseorang merasa insecure, semakin tinggi juga rasa cemas yang dirasakannya. Rasa cemas berlebihan ini bisa berdampak pada psikis seseorang hingga bisa menyebabkan depresi,” papar Gita.
Gita juga membagikan tutorial agar para remaja tidak sering merasa insecure. Diantaranya adalah mencintai diri sendiri, tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain, tidak basa-basi mengenai fisik orang lain, saring teman yang berada di sekelilingmu, serta memperbanyak bersyukur.
“Jangan pernah menganggap dirimu rendah ya, selalu tanamin kata-kata ini setiap kalian insscure ‘ubah insecure jadi bersyukur’, karena kita akan jauh lebih merasa sempurna dengan semua yang kita miliki,” pungkas Gita.
Penulis: Fitri